Wujud Apresiasi Masyarakat Distrik Yigi Kepada TNI, Mama Imelda Murib Antarkan Hasil Bumi ke Pos Satgas Lintas Udara 432 /WSJ

    Wujud Apresiasi Masyarakat Distrik Yigi Kepada TNI, Mama Imelda Murib Antarkan Hasil Bumi ke Pos Satgas Lintas Udara 432 /WSJ
    Foto: Mama Imelda Murib Antarkan Hasil Bumi ke Pos Satgas Lintas Udara 432 /WSJ di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Jum'at (12/07/2024).

    NDUGA - Bentuk Cinta Kasih Masyarakat Distrik Yigi kepada Prajurit Lintas Udara 432 /WSJ di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Jum'at (12/07/2024).

    Diketahui mama Imelda Murib wanita berusia 48 tahun beranak 3 itu mengantarkan hasil bumi ke Pos sebagai wujud apresiasi atas sekolah lapangan yang dibuat oleh prajurit atas gagasan Kepala Suku Waipan Murib.

    Berkat upaya tersebut anak mama Imelda sekarang bisa dapat belajar walaupun masih banyak keterbatasan.

    ”Saya harap dengan belajar sa punya anak bisa jadi Bupati, Pilot ataupun pendeta dan bisa buat sa bangga, " ujar Mama Imelda.

    Danpos Yigi Lettu Inf Gayuh menegaskan, bahwa niat baik yang dilakukan dengan tulus akan membuahkan hasil yang tidak bohong,

    "Hal ini terlihat dari wajah masyarakat Yigi terutama orang tua yg anak anaknya biasa belajar di sekolah lapangan yg kami buat dadakan ini, " tegasnya.

    "Harapannya kedepan prajurit Lintas Udara dapat membentuk niat belajar dan naju bagi seluruh masyarakat Papua khususnya generasi muda Papua yang kedepanya akan mewujudkan Indonesia emas, " pungkasnya.

    nduga papua pegunungan
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Rosita Sarana Mempererat Komunikasi Masyarakat...

    Artikel Berikutnya

    Terima Sembako dari TNI, Warga Mayuberi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Berikan Rasa Aman, Babinsa Pos Ramil Kobakma Laksanakan Pengamanan Kampanye 
    TNI Leads Mission to Accelerate Peace and Development in Papua
    Hendri Kampai: Ojek Online Milik Negara, Bayar Aplikasi Pakai Pajak Penghasilan!
    Hendri Kampai: Penjara, Sekolah Kehidupan bagi Si Tukang Nyasar

    Ikuti Kami